Fatigue_Opener“Ya… memasuki menit ke-75 sepertinya para pemain sudah dilanda kelelahan sehingga operan bola pun yang yang salah sasaran.” Anda yang rajin menyaksikan pertandingan sepakbola tentu tidak asing dengan pernyataan komentator seperti itu. Sebenarnya apakah sejatinya yang disebut dengan kelelahan (fatique)? Mengapa manusia harus mengalaminya? Berikut sedikit penjelasan atas fenomena fisiologis itu:

Jika permintaan terhadap energi yang akan digunakan untuk bekerja melebihi setengah dari kapasitas maksimal dari oksigen yang dikonsumsi oleh seseorang maka proses metabolis penyediaan energi anaeorobic memegang peranan dalam usaha menutupi kelebihan permintaan tersebut. Hal ini dihasilkan dalam bentuk akumulasi potasium dan asam laktat, yang dipercaya sebagai alasan utama timbunya “kelelahan otot”, yang memaksa penghentian kerja otot. Durasi lamanya seseorang dalam melakukan kerja tergantung pada motivasi dan keinginan untuk menahan rasa lelah (fatigue), yang biasanya bersamaan waktunya dengan penghabisan deposit glikogen dalam otot yang sedang bekerja, dipasok ke dalam glukosa darah, dan terjadi peningkatan dalam kadungan asam laktat dalam darah. Bagaimanaupun juga, proses-proses yang terlibat dalam hal ini tidak sepenuhnya dapat dimengerti, motivasi tinggi yang dimiliki oleh seseorang bisa menyebabkan seseorang untuk tetap melakukan kerja, yang membutuhkan konsumsi oksigen yang tinggi, dalam beberapa menit, sementara sebagian orang merasa harus berhenti kendati baru megeluarkan sedikit usaha/effort.

“Fatigue” secara operasional didefinisikan sebagai “berkurangnya kemampuan otot untuk melanjutkan usaha yang telah dilakukan”. Fenomena ini paling baik diteliti dalam kondisi konstraksi otot statis. Jika usaha yang dilakukan melampaui 15% dari MVC (maximal voluntary contraction = konstraksi fakultatif maksimal), darah yang mengalir melaului otot akan berkurang, bahkan terhenti ketika usaha yang dilakukan sangat berat, ditunjukkan dengan peningkatan tekanan sistole darah. Darah mengalir yang tidak mencukupi membawa sejumlah akumulasi ion potasium di dalam cairan ekstrasel, dan penghabisan sodium ekstrasel. Berkombinasi dengan akumulasi fosfat (hasil degradasi ATP [Adenium Three Posphate]) intrasel, kejadian biomekanis ini mengganggu keserasian antara mekanisme gugup dan konstraksi serat otot. Ketidakserasian antara kontrol CNS dan aktivitas otot mengindikasikan datangnya fatigue. Penghabisan ATP atau kreatin fosfat sebagai pembawa energi, akumulasi asam laktat, sejauh ini dipercaya sebagai penyebab kelelahan/fatigue, tetapi bukan penyebab utama. Juga, peningkatan ion positif hidrogen yang dihasilkan oleh metabolisme anaerobic, menyebabkan penurunan pH dalam otot, yang kemudian memicu timbulnya reaksi enzimatis, yang dikaenal sebagai reaksi pemecahan ATP (Kahn dan Monod, 1989).

Ketika beberapa aktivitas menyebabkan defisit oksigen yang berlanjut dan peningkatan kadar asam alktat dalam darah karena proses metabolisme anaerobik, keseimbangan antara permintaan dan suplai tidak tercapai; tidak terjadi kondisi “steady state”, dan kerja telah melampaui level kapasitas seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah. Fatigue yang terjadi bisa ditanggulangi dengan istirahat periodik yang dimasukkan di sela-sela kerja, yang memberikan kesamaan antara ratio waktu total kerja dan ratio waktu total istirahat, waktu istirahat periodik yang pendek tapi banyak memberikan nilai pemulihan yang lebih dibanding waktu istirahat periodik yang lama tapi sedikit.